Sunday, October 28, 2012

Imam Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad meriwayatkan sebuah hadis hasan yang menyebutkan bahwa perumpamaan dunia ini untuk empat orang. Yang paling tinggi adalah mereka yang diberi ilmu dan harta lalu dengan ilmu itu dia bertakwa. Dan dengan harta itu dia menyambung silaturahmi dan menunaikan hak Allah atasnya. Yang kedua adalah orang yang berilmu tetapi tidak berharta. Yang ketiga adalah orang yang berharta tapi tidak berilmu dan keempat adalah orang yang tidak berharta dan tidak berilmu.
Dalam hadis tersebut, ada targhib agar umat Islam berusaha mendapatkan ilmu dan harta, lalu memanfaatkannya dengan benar sehingga dirinya menempati posisi tertinggi. Paling tidak,  umat Islam menjadi kelompok yang kedua yakni berilmu yang dengan ilmunya menjadikan dirinya sebagai orang yang bertakwa dan bercita-cita bila memiliki harta akan menafkahkannya di jalan Allah, tidak menjadi kelompok yang ketiga yang menghamburkan harta tanpa ilmu dan tidak takut akan Tuhannya. Juga tidak menjadi kelompok yang keempat.
Sejalan dengan itu, Allah berjanji mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Mujadilah: 11).
Sejarah menunjukkan, di masa jahiliah, manusia menghinakan dirinya dengan menyembah berhala, menuhankan hawa nafsu, hidup bergelimang dosa dan kemaksiatan. Mereka dikatakan seperti binatang ternak karena berakal tetapi tidak menggunakan akalnya untuk melihat tanda-tanda kebesaran Allah

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.(QS Al-A’raaf: 179)
Mereka berotak cerdas tetapi tidak mau memilih jalan keimanan maka disebut sebagai orang bodoh (as safiih). Mereka menjadi makhluk Allah yang terjelek (syarrul-bariyyah).
Kebodohan telah membelenggu dan menggiring mereka ke jalan yang sesat. Untuk memberantas kebodohan terhadap Alquran, Rasulullah SAW menggembirakan orang yang belajar dan mengajar Alquran dengan menyebut mereka orang yang terbaik. Bahkan Allah menilai aktivitas
dakwah, termasuk di dalamnya belajar dan mengajar Alquran sebagai aktivitas yang paling mulia

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS Fushshilat: 33).
Akan tetapi aktivitas dakwah memiliki sasaran yang sangat banyak dan jangkauan waktu sampai kiamat maka memerlukan dana pendukung yang sangat banyak. Untuk itu, umat Islam dididik untuk menjadi manusia yang dermawan.
Maka, tidak salah kalau umat bekerja keras untuk mendapatkan harta yang banyak demi menunjang dakwah. Di samping mampu menunjang dakwah, umat akan bebas dari kemiskinan, bebas dari ketergantungan kepada orang lain, dan  merdeka dalam menghambakan diri kepada Allah. Semoga Allah membebaskan umat Islam dari kebodohan dan kemiskinan, amin. (Solopos, 7/9/2010)

0 Comment