Oleh: Zilfaroni
SHALAT SUNAH DHUHA, TAHAJJUD DAN WITIR
A. DHUHA
1. Hukum, Waktu, Bilangan Shalat dan Keutamaan Dhuha.
Shalat Dhuha ialah shalat yang bisa dilaksanakan sejak matahari menyingsing sebatas ketinggian satu tombak kira-kira jam 8 atau 9 hingga tergelincir (zawal). Waktu yang lebih utama melaksanakan shalat dhuha ialah seperempat siang. Shalat Dhuha hukumnya sunat.
Batas minimal mengerjakan shalat Dhuha adalah dua rakaat sedangkan batas maksimalnya delapan rakaat. Apabila ia menambah jumlah rakaatnya lebuh dari batas itu karena disengaja dan tahu berniata shalat dhuha, maka selebihnya shalat yang lebih dari delapan itu tidak sah. Sedangkan jika hal tersebut dilakukan karena lupadan tidak tahu, maka munurut sah sebagai shalat nafilah mutlaq .
• Keutamaan Shalat Dhuha
عَنْ اَنَسٍ قَلَ النَّبِيُ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَ الضُّحَى اثْنَتىَ عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللهُ لَهُ قَصْرًا فِى الْجَنَّةِ.
“Dari Annas r.a. berkata Nabi saw.: “Barang siapa sembahyang Dhuha dua belas rakaat, Allah Allah akan membuatkan baginya Istana disurga”. (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Lakukanlah shalat dhuha 4 rakaat jika tertinggal atau tak sempat maka qadha diwaktu lainnya, jika malas/lelah berdiri maka lakukanlah dengan duduk. jangan tinggalkan shalat dhuha, ia membuka keberkahan rizki.
2. Tata Cara Shalat Dhuha
Pada raka’at pertama disunnatkan membaca surat as-Samsyi ( والشمس ) sedang pada raka’at kedua surat ad-Dluha ( والضحى ) untuk raka’at berikutnya, setiap raka’at pertama membaca surat al-kâfirûn (الكافرون) sedang pada raka’at kedua surat al-Ihlash (لإخلاص)
Adapun niatnya sebagai berikut :
اُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى َركْعَتَيْنِ ِللهِ تَعَالىَ
Sedangkan Do’a setelah selesai shalat dluha adalah:
اللَّهُمَّ إنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاؤُك وَالْبَهَاءَ بَهَاؤُك وَالْجَمَالَ جَمَالُك وَالْقُوَّةَ قُوَّتُك وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُك وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُك اللَّهُمَّ إنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَإِنْ كَانَ مُعْسِرًا فَيَسِّرْهُ وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَإِنْ كَانَ بَعِيدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِك وَجَمَالِك وَقُوَّتِك وَقُدْرَتِك وَعِصْمَتِكَ . اللَّهُمَّ آتِنِي مَا آتَيْتَ عِبَادَك الصَّالِحِينَ
B. Shalat Tahajjud
1. Hukum, Waktu, Bilangan Shalat dan Keutamaan Tahajjud
Shalat Tahajjud ialah shalat yang dilaksankan pada malam hari, lebih baik jika dikerjakan shalat larut malam dam setelah tidur. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW. ;
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ لِمَاسَئِلَ النَّبِيُّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَىُّ الصَّلاَةِ أَفْضَلُ بَعْدَ المَكْتُوْبَةٍ قَالَ الصَّلاَةُ فِى جَوْفِ الَّيْلِ
Dari Abu Hurairah: Tatkala ditanya orang Nabi saw.: apakah sembahyang yang lebih utama selain sembahyang fardu yang lima? Dijawab beliau: “Sembahyang tengah malam”. (H.R. Muslim dan lainnya).
Firmah Allha SWT.:
“Pada malam hari hendaklah engkau sembahyang Tahajjud (sembahyang malam) sebagai tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhan memberi engkau kedudukan yang terpuji”.
• Keutamaan Shalat Tahajjud
Shalat tahajjud merupakan kehormatan bagi seorang muslim, sebab mendatangkan kesehatan, menghapus dosa-dosa yang dilakukan siang hari, menghindarkannya dari kesepian dialam kubur, mengharumkan bau tubuh, menjaminkan baginya kebutuhan hidup, dan juga menjadi hiasan surga. Selain itu, shalat tahajjud juga dipercaya memiliki keistimewaan lain, dimana bagi orang yang mendirikan shalat tahajjud diberikan manfaat, yaitu keselamatan dan kesenangan di dunia dan akhirat, antara lain wajahnya akan memancarkan cahaya keimanan, akan dipelihara oleh Allah dirinya dari segala macam marabahaya, setiap perkataannya mengandung arti dan dituruti oleh orang lain, akan mendapatkan perhatian dan kecintaan dari orang-orang yang mengenalinya, dibangkitkan dari kuburnya dengan wajah yang bercahaya, diberi kitab amalnya di tangan kanannya, dimudahkan hisabnya, berjalan di atas shirat bagaikan kilat.
2. Tatacara Shalat Tahajjud
Mengerjakan shalat tahajjud di rumah lebih utama daripada di masjid. Bagi orang yang akan mengerjakan shalat tahajjud disunnatkan tidur qailulah (tidur pada waktu siang hari sebelum zawal).
Adapun niat shalat Tahajjud sebagai berikut :
أُصَلِّى سُنَّةَ التَّهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ ِللهِ تَعَالى
Setelah selesai melaksanakan shalat tahajjud, kemudian membaca do’a berikut ;
اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَوْ لَا إِلَهَ غَيْرُكَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
“Wahai Allah, bagi-Mu segala puji, Engkau yang menyinari langit dan bumi dan apapun yang ada padanya. Bagi-Mu segala puji, Engkau yang berwenang mengatur langit dan bumi dan apapun yang ada padanya. Bagi-Mu segala puji, Engkau benar, janji-Mu, firman-Mu, pertemuan dengan-Mu, surga, neraka, Hari Kiamat, Nabi-Nabi dan Muhammad adalan benar. Wahai Allah, kepada-Mu aku menyerah, kepada-Mu aku pasrah, kepada-Mu aku percaya, kepada-Mu aku kembali, dengan (pemberian bukti-Mu aku berbantah, kepada-Mu aku mengajukan keputusan. Maka ampunilah dosa yang telah aku lakukan dan yang belum aku lakukan, dosa yang aku sembunyikan dan yang aku perlihatkan. Engkau yang mendahulukan dan yang mengakhirkan tiada Tuhan melainkan Engkau”.
C. Shalat Witir
1. Hukum, Waktu, Bilangan Shalat dan Keutamaan Witir
Witir adalah bilangan ganjil. Shalat witir artinya sembahayang ganjil (3, 5, 7, 9, 11) yang dilakasankan pada malam hari setelah shalat isya sekalipun isya itu di jama’ taqdim dengan shalat magrib dan berakhir sampai terbit fajar shadiq.
Hukum melaksanakan shalt witir ialah sunnah mu’kad. Shalat ini merupakan shalat sunnah yang paling mu’akad daripada yang lainnya. Batas minimal mengerjakannya ialah satu rakaat dan maksimalnya adalah sebelas rakaat, jika melebihi batas yang telah ditentukan berarti dia malaksanakan shalat nafilah.
Sabda Rasullah saw.:
عَنْ اَبِى أَيُّوْبِ قَالَ النَّبِيُ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الوِتْرُ حَقَّ فَمَنْ أَحَبَّ اَنْ يُوْتِرَ بِخَمْسٍ فَلْيَفْعَلْ وَمَنْ اَحَبَّ اَنْ يُوْتِرَ بِثَلاَثٍ فَلْيَفْعَلْ وَمَنْ اَحَبَّ اَنْ يُوْتِرَ بِوَاحِدٍة فَلْيَفْعَلْ .
Dari Abu Ayu, berkata Nabi SAW.: “witir itu hak, maka siapa yang suka mengerjakan lima, kerjakanlah. Siapa yang suka mengerjakan tiga, kerjakanlah. Dan diapa yang suka mengerjakan satu, kerjakanlah”. (H.R, Abu Daud dan Nasai’).
2. Tatacara Shalat Witir
Apabila hendak mengerjakan shalat witir sebanyak 3 raka’at dengan dua kali salam , maka :
1. Kerjakanlah shalat dua raka’at dengan niat;
أُصَلِّي سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِِ ِللهِ تَعَالىَ
" Aku mengerjakan shalat dua raka’at witir semata-mata karena Allah Ta’ala"
2. Pada raka’at pertama, setelah membaca surat Fâtihah diteruskan dengan membaca surat al-’A'la.
3. Pada raka’at kedua, setelah membaca surat fâtihah diteruskan dengan membaca surat al-kâfirûn.
4. Kemudian setelah salam, berdirilah untuk mengerjakan raka’at terakhir dengan niat;
أُصَلِّي سُنَّةَ الْوِتْرِ رِكْعَةً ِللهِ تَعَالىَ
"Aku mengherjakan shalat sunnat witir satu raka’at semata-mata karena Alloh Ta’ala".
5. Setelah membaca surat fâtihah, seterusnya membaca surat al-ikhlash dan mu’awwidzatain
6. Setelah salam raka’at ketiga, kemudian membaca wirid berikut ;
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ 3×....سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّنَا وَرَبُّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوْحِ
#Literatur
SHALAT SUNAH DHUHA, TAHAJJUD DAN WITIR
A. DHUHA
1. Hukum, Waktu, Bilangan Shalat dan Keutamaan Dhuha.
Shalat Dhuha ialah shalat yang bisa dilaksanakan sejak matahari menyingsing sebatas ketinggian satu tombak kira-kira jam 8 atau 9 hingga tergelincir (zawal). Waktu yang lebih utama melaksanakan shalat dhuha ialah seperempat siang. Shalat Dhuha hukumnya sunat.
Batas minimal mengerjakan shalat Dhuha adalah dua rakaat sedangkan batas maksimalnya delapan rakaat. Apabila ia menambah jumlah rakaatnya lebuh dari batas itu karena disengaja dan tahu berniata shalat dhuha, maka selebihnya shalat yang lebih dari delapan itu tidak sah. Sedangkan jika hal tersebut dilakukan karena lupadan tidak tahu, maka munurut sah sebagai shalat nafilah mutlaq .
• Keutamaan Shalat Dhuha
عَنْ اَنَسٍ قَلَ النَّبِيُ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَ الضُّحَى اثْنَتىَ عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللهُ لَهُ قَصْرًا فِى الْجَنَّةِ.
“Dari Annas r.a. berkata Nabi saw.: “Barang siapa sembahyang Dhuha dua belas rakaat, Allah Allah akan membuatkan baginya Istana disurga”. (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Lakukanlah shalat dhuha 4 rakaat jika tertinggal atau tak sempat maka qadha diwaktu lainnya, jika malas/lelah berdiri maka lakukanlah dengan duduk. jangan tinggalkan shalat dhuha, ia membuka keberkahan rizki.
2. Tata Cara Shalat Dhuha
Pada raka’at pertama disunnatkan membaca surat as-Samsyi ( والشمس ) sedang pada raka’at kedua surat ad-Dluha ( والضحى ) untuk raka’at berikutnya, setiap raka’at pertama membaca surat al-kâfirûn (الكافرون) sedang pada raka’at kedua surat al-Ihlash (لإخلاص)
Adapun niatnya sebagai berikut :
اُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى َركْعَتَيْنِ ِللهِ تَعَالىَ
Sedangkan Do’a setelah selesai shalat dluha adalah:
اللَّهُمَّ إنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاؤُك وَالْبَهَاءَ بَهَاؤُك وَالْجَمَالَ جَمَالُك وَالْقُوَّةَ قُوَّتُك وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُك وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُك اللَّهُمَّ إنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَإِنْ كَانَ مُعْسِرًا فَيَسِّرْهُ وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَإِنْ كَانَ بَعِيدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِك وَجَمَالِك وَقُوَّتِك وَقُدْرَتِك وَعِصْمَتِكَ . اللَّهُمَّ آتِنِي مَا آتَيْتَ عِبَادَك الصَّالِحِينَ
B. Shalat Tahajjud
1. Hukum, Waktu, Bilangan Shalat dan Keutamaan Tahajjud
Shalat Tahajjud ialah shalat yang dilaksankan pada malam hari, lebih baik jika dikerjakan shalat larut malam dam setelah tidur. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW. ;
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ لِمَاسَئِلَ النَّبِيُّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَىُّ الصَّلاَةِ أَفْضَلُ بَعْدَ المَكْتُوْبَةٍ قَالَ الصَّلاَةُ فِى جَوْفِ الَّيْلِ
Dari Abu Hurairah: Tatkala ditanya orang Nabi saw.: apakah sembahyang yang lebih utama selain sembahyang fardu yang lima? Dijawab beliau: “Sembahyang tengah malam”. (H.R. Muslim dan lainnya).
Firmah Allha SWT.:
“Pada malam hari hendaklah engkau sembahyang Tahajjud (sembahyang malam) sebagai tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhan memberi engkau kedudukan yang terpuji”.
• Keutamaan Shalat Tahajjud
Shalat tahajjud merupakan kehormatan bagi seorang muslim, sebab mendatangkan kesehatan, menghapus dosa-dosa yang dilakukan siang hari, menghindarkannya dari kesepian dialam kubur, mengharumkan bau tubuh, menjaminkan baginya kebutuhan hidup, dan juga menjadi hiasan surga. Selain itu, shalat tahajjud juga dipercaya memiliki keistimewaan lain, dimana bagi orang yang mendirikan shalat tahajjud diberikan manfaat, yaitu keselamatan dan kesenangan di dunia dan akhirat, antara lain wajahnya akan memancarkan cahaya keimanan, akan dipelihara oleh Allah dirinya dari segala macam marabahaya, setiap perkataannya mengandung arti dan dituruti oleh orang lain, akan mendapatkan perhatian dan kecintaan dari orang-orang yang mengenalinya, dibangkitkan dari kuburnya dengan wajah yang bercahaya, diberi kitab amalnya di tangan kanannya, dimudahkan hisabnya, berjalan di atas shirat bagaikan kilat.
2. Tatacara Shalat Tahajjud
Mengerjakan shalat tahajjud di rumah lebih utama daripada di masjid. Bagi orang yang akan mengerjakan shalat tahajjud disunnatkan tidur qailulah (tidur pada waktu siang hari sebelum zawal).
Adapun niat shalat Tahajjud sebagai berikut :
أُصَلِّى سُنَّةَ التَّهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ ِللهِ تَعَالى
Setelah selesai melaksanakan shalat tahajjud, kemudian membaca do’a berikut ;
اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَوْ لَا إِلَهَ غَيْرُكَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
“Wahai Allah, bagi-Mu segala puji, Engkau yang menyinari langit dan bumi dan apapun yang ada padanya. Bagi-Mu segala puji, Engkau yang berwenang mengatur langit dan bumi dan apapun yang ada padanya. Bagi-Mu segala puji, Engkau benar, janji-Mu, firman-Mu, pertemuan dengan-Mu, surga, neraka, Hari Kiamat, Nabi-Nabi dan Muhammad adalan benar. Wahai Allah, kepada-Mu aku menyerah, kepada-Mu aku pasrah, kepada-Mu aku percaya, kepada-Mu aku kembali, dengan (pemberian bukti-Mu aku berbantah, kepada-Mu aku mengajukan keputusan. Maka ampunilah dosa yang telah aku lakukan dan yang belum aku lakukan, dosa yang aku sembunyikan dan yang aku perlihatkan. Engkau yang mendahulukan dan yang mengakhirkan tiada Tuhan melainkan Engkau”.
C. Shalat Witir
1. Hukum, Waktu, Bilangan Shalat dan Keutamaan Witir
Witir adalah bilangan ganjil. Shalat witir artinya sembahayang ganjil (3, 5, 7, 9, 11) yang dilakasankan pada malam hari setelah shalat isya sekalipun isya itu di jama’ taqdim dengan shalat magrib dan berakhir sampai terbit fajar shadiq.
Hukum melaksanakan shalt witir ialah sunnah mu’kad. Shalat ini merupakan shalat sunnah yang paling mu’akad daripada yang lainnya. Batas minimal mengerjakannya ialah satu rakaat dan maksimalnya adalah sebelas rakaat, jika melebihi batas yang telah ditentukan berarti dia malaksanakan shalat nafilah.
Sabda Rasullah saw.:
عَنْ اَبِى أَيُّوْبِ قَالَ النَّبِيُ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الوِتْرُ حَقَّ فَمَنْ أَحَبَّ اَنْ يُوْتِرَ بِخَمْسٍ فَلْيَفْعَلْ وَمَنْ اَحَبَّ اَنْ يُوْتِرَ بِثَلاَثٍ فَلْيَفْعَلْ وَمَنْ اَحَبَّ اَنْ يُوْتِرَ بِوَاحِدٍة فَلْيَفْعَلْ .
Dari Abu Ayu, berkata Nabi SAW.: “witir itu hak, maka siapa yang suka mengerjakan lima, kerjakanlah. Siapa yang suka mengerjakan tiga, kerjakanlah. Dan diapa yang suka mengerjakan satu, kerjakanlah”. (H.R, Abu Daud dan Nasai’).
2. Tatacara Shalat Witir
Apabila hendak mengerjakan shalat witir sebanyak 3 raka’at dengan dua kali salam , maka :
1. Kerjakanlah shalat dua raka’at dengan niat;
أُصَلِّي سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِِ ِللهِ تَعَالىَ
" Aku mengerjakan shalat dua raka’at witir semata-mata karena Allah Ta’ala"
2. Pada raka’at pertama, setelah membaca surat Fâtihah diteruskan dengan membaca surat al-’A'la.
3. Pada raka’at kedua, setelah membaca surat fâtihah diteruskan dengan membaca surat al-kâfirûn.
4. Kemudian setelah salam, berdirilah untuk mengerjakan raka’at terakhir dengan niat;
أُصَلِّي سُنَّةَ الْوِتْرِ رِكْعَةً ِللهِ تَعَالىَ
"Aku mengherjakan shalat sunnat witir satu raka’at semata-mata karena Alloh Ta’ala".
5. Setelah membaca surat fâtihah, seterusnya membaca surat al-ikhlash dan mu’awwidzatain
6. Setelah salam raka’at ketiga, kemudian membaca wirid berikut ;
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ 3×....سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّنَا وَرَبُّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوْحِ
0 Comment