METODOLOGI ILMU PENGETAHUAN
A. Pendahuluan
Semua manusia mempunyai sifat ingin tahu, apakah sifat keingintahuannya itu hanya sekedar pemenuhan dari apa yang ingin di ketahui atau keingintahuannya itu adalah untuk mengenal secara lebih mendalam, dari apa yang telah diketahuinya.
Bertolak dari dari sifat keingintahuan tersebut banyak hal dan banyak cara yang dilakukan oleh manuasia, kadang kala seseorang hanya meninjau sesuatu dari satu sudut pandang saja, dan ada juga yang memandang dari berbagai sudut pandang, sehingga dia mendapatkan gambaran tentang sesuatu secara mendalam, mendetil, lebih terperinci, sehingga mereka dapat mengetahui hakekat dari sesuatu tersebut.
Pengetahuan sangat penting untuk membentuk kepribadian seseorang dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan prilaku setiap hari dalam berbagai bentuk perbuatan yang dilkukan setiap hari. Pengetahuan juga penting untuk menjawab berbagai pertanyaan tertentu yang diajukan . oleh sebab itu kita harus dapat memamfaatkan segenap pengetahuan kita secara maksimal
Untuk mencapai hasil lebih baik, dan untuk mendapatkan suatu kebenaran dari pengetahuan yang diperoleh, maka diperlukan beberapa metodologi yaitu ilmu tentang cara atau jalan yang harus dillalui oleh para ahli ilmu pengetahuan untuk mencapai kebenaran sesuatu yang di ketahui.
Untuk lebih jelasnya dalam makalah ini akan di bahas:
1. Pengertian Metodologi
2. Pengertian IlmuPengetahuan
3. Metodologi Ilmu Pengetahuan
B. Pengertian Metodologi
Metodologi berasal dari Bahasa Yunani, yang terdiri dari dua suku kata “Metodos dan Logos. Metodos berarti cara atau jalan, Logos berarti ilmu. Maka metodologi berarti ilmu tentang jalan atau cara.[1]
Berikut ini Penulis akan menjelaskan beberapa pengertian dari metodologi menurut para ahli:
1. Menurut Asmuni Syukir, metodologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tantang cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang efectif dan efesien.[2]
2. Menurut Hasan Langgulung, metodologi adalah cara-cara yang digunakan manusia untuk mencapai pengetahuan tentang realita atau kebenaran.[3]
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metodologi adalah ilmu tentang cara untuk mencapai tujuan. Metodologi merupakan bagian epistimologi yang mengkaji perihal urutan langkah-langkah yang ditempuh supaya pengetahuan yang di peroleh memenuhi ciri-ciri ilmiah, yaitu suatu ilmu pengetahuan yang telah teruji kebenarannya melalui cara-cara ilmiah yang telah ditentukan, alur pikiran ilmiah memiliki beberapa langkah, sebagai berikut:
1. Perumusan masalah yang merupakan pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan factor-factor yang terkait di dalamnya.
2. Penyusunan kerangka berfikir dalam pengajuan hipotesis yang merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai factor yang saling mengkait dalam membentuk permasalahan.
3. Perumusan hipotesis yang merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berfikir yang dikembangkan.
4. Penarikan kesimpulan yang merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima.[4]
Metodologi juga dipandang sebagai bagian dari logika yang mengkaji kaidah-kaidah penalaran yang tepat. Menurut DR. Anton Bakkar dalam buku Metode-metode Filsafat menyatakan bahwa “ Metodologi adalah Analisis dan penyusunan asas-asas dan jalan yang mengatur penelitian ilmiah “. pada umumnya dalam hal ini Metodologi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
1. Metodologi Empiris
Metodologi Empiris adalah metode yang cendrung menggunakan pola pikir induktif, yang bergerak dari hal-hal yang khusus kepada hal-hal yang umum, dengan cara menerima bermacam-macam metoda yang lazim digunakan serta menguraikan dan membandingkan , sehingga ditemui corak-corak yang umum.
2. Logika
Logika pada prinsipnya merupakan kemampuan berfikir seseorang untuk memecahkan suatu masalah. Menurut Prof. Ir. Purdjawijatna, tugas dari logika adalah memberikan penerangan bagaimana orang seharusnya berfikir atau cara sebenar-benarnya untuk berfikir. Dalam hal ini seseorang dituntut untuk menggunakan kemampuan yang ada pada dirinya, yakni akal, budi dan fikir. Keterpaduan ketiga aspek inilah yang dapat membawa seseorang kepada hasil pemikiran yang benar dalam mengkaji hakekat sesuatu.
3. Filsafat Ilmu Pengetahuan
Filsafat ilmu pengetahuan merupakan penjabaran dari metode-metode ilmiah yang mampu memberikan kejelasan mutlak bagi kaidah-kaidah ilmu lainnya. [5]
Dari penjelasan di atas , penulis dapat menyimpulkan bahwa metodologi adalah ilmu tentang cara untuk sampai kepada tujuan, untuk mencapai tujuan tersebut para ahli harus melakukan hal-hal yang telah penulis sebutkan di atas.
C. Pengertian Ilmu Pengetahuan
Secara etimologi pengetahuan berasal dari Bahasa Inggris yaitu “knowledge”. Sedangkan dalam Encyclopedia of philosophy dijelaskan bahwa defenisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief).[6]Sedangkan” Ilmu” berasal dari “alima” yang berarti “tahu”. Jadi pengertian ilmu pengetahuan adalah suatu system dari berbagai pengetahuan yang masing-masing mengenai suatu lapangan pengalaman tertentu yang disusun sedemikian rupa menurut asas-asas tertentu, sehingga menjadi kesatuan , atau suatu system dari berbagai pengetahuan yang masing-masing didapatkan sebagai hasil pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan memakai metode-metode tertentu (Induksi atau deduksi).[7]
Berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian Ilmu pengetahuanmenurut para ahli:
1. Herbert L . Searles
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang paling eksak, diverivikasi secara cermat, dan yang paling umum yang dapat diperoleh oleh manusia.
2. Dr. Aslhley Montagu
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang disusun dalam satu system yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakekat dan prinsip tentang hal yang sedang di pelajari.
Dari beberapa defenisi ilmu pengetahuan di atas dapat dijelaskan bahwa ilmu pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita, dengan pengetahuan manusia dapat menjawab segala hal permasalahan yang di temui menurut pengamatan akalnya, karena ilmu pengetahuan muncul ketika manusia menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya, misalnya ketika seseorang m encicipi masakan yang baru dikenalnya, maka seseorang itu akan mendapatkan sebuah pengetahuan tentang bentuk, rasa dan aroma dari masakan tersebut, begitu juga dengan pengetahuan lainnya, sedangkan ilmu pengetahuan adalah usaha pemahaman manusia yang disusun dalam satu dalam system mengenai kenyataan, struktur, pembagian, bagian-bagian hukum tentang hal ikhwal yang diselidiki seperti alam, manusia dan agama.
Berdasarkan metodologi, pengetahuan dapat dibagi atas 3 bagian yaitu:
1. Pengetahuan indrawi (knowledge)
2. Pengetahuan keilmuan (science)
3. Pengetahuan falsafi.[8]
a. Pengetahuan indrawi (knowledge)
Pengetahuan indrawi adalah pengetahuan yang meliputi semua fenomena yang dapat dijangkau secara langsung oleh panca indra. Pengetahuan ini di sebut juga dengan pengetahuan empiris yaitu yaitu pengetahuan yang cendrung menggunakan pola pikir induktif, yaitu pola pikir yang bergerak dari hal-halyang khusus kepada hal-hal yang umum.
b. Pengetahuan keilmuan (science)
Pengetahuan ini meliputi semua fenomena yang dapat diteliti dengan riset dan eksperimen, sehingga apa yang terdapat di balik knowledge bisa terjangkau, batas pengetahuan ini ialah segala yang tidak terjangkau lagi oleh rasio atau otak, dan panca indra.
c. Pengetahuan falsafi
Pengetahuan yang mencakup segala fenomena yang tidak dapat diteliti, tapi dapat dipikirkan.
Batas pengetahuan ini adalah alam, bahkan juga bisa menembus apa yang ada di luar alam, seperti Filsat ketuhanan.
Aliran-aliran pemikiran yang sangat berpengaruh dalam metodologi ilmu pengetahuan ini adalah
aliran rasionalisme dan aliran empirisme.
1. Aliran rasionalisme yaitu aliran yang menitikberatkan pada rasio. Aliran ini menggunakan metode deduktif yang melahirkan ilmu-ilmu pasti, seperti ilmu fisika dan matematika.
2. Aliran empirisme yang menitikberatkan pada indrawi, dengan menggunakan metode induktifnya, sehingga melahirkan ilmu-ilmu alam, seperti Biologi, geografi, astronomi,dll.
D. Metodologi Ilmu Pengetahuan
Berdasarkan dari defenisi metodologi danIlmu pengetahuan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan metodologi ilmu pengetahuan. Metodologi ilmu pengetahuan adalah ilmu tentang cara bagaimana seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan atau jalan apa yang harus ditempuh oleh ahli pengetahuan untuk mendapatkan hasil pengetahuan yang benar secara efectif dan efesien.
Untuk mencapai ilmu pengetahuan yang efektif dan efesien terseb ut , dibutuhkan beberapa metodologi atau metode untuk mencapai kebenaran tersebut, antara lain:
1. Metode observasi
2. Metode Trial and error
3. Metode eksperimental
4. Metode statistic dan
5. Metodesampling
I.Metode Observasi
Metode observasi adalah pengamatan ilmiah dengan menggunakan pengindraan untuk mengambil kesimpulan tentang hubungan sebab akibat serta arti situasi.
Metode observasi ini adalah metode yang paling sering di pakai di berbagai jenis ilmu pengetahuan untuk menguji kebenaran. Observasi yang digunakan untuk menguji kebenaran pengetahuan ini adalah observasi ilmiah. Observasi merupakan langkah pertama yang menjamin derajat ilmiah objektif, agar objektivitasnya terjaga dengan baik, pengamat perlu menyadari bahwa situasi pengamatan tidak menentukan pengaruh keadaan subjek dan kondisi objek itu sendiri.
Agar hasil observasi dapat dibuktikan kebenarannya dalam mencapai pengetahuan , maka Titus, dkk-nya, menentukan syarat-syarat observasi yang benar sebagai berikut:
a. Pengindraan yang normal atau sehat
b. Kematangan intelektual
c. Menggunakan alat-alat fisika, seperti teleskop, dan mikroskop
d. Posisi, tempat, atau kondisi pengamatan harus tepat
e. Adanya pengetahuan lapangan.[9]
Jadi berdasarkan syarat-syarat yang telah disebutkan di atas, tidaklah mudah sesuatu yang diketahui itu dikatakan dengan ilmu pengetahuan apalagi untuk ditetapkan menjadi suatu disiplin ilmu.
Kemudian Titus, dkk-nya juga mengemukakan enam langkah metode untuk mendapatkan pengetahuan, yaitu:
1. Keinsyafan tentang adanya problema
2. Adanya data yang relevan yang tersedia untuk dikumpulkan.
3. Penertiban data
4. Harus ada hipotesis
5. Adanya deduksi yang dapat ditarik dari hipotesis
6. Adanya verivikasi setelah dianalisis
7. Adanya kesimpulan.[10]
1. Kesadaran atau keinsyafan
Suatu kesadaran dalam sebuah problema pengetahuan sangat penting sekali, karena para ilmuwan mengawali suatu pengetahuan atau ilmu itu berangkat dari suaru masalah atau problema, dan problema itu dapat dijelaskan dan dilukiskan secara sadar, jelas dan benar, dari sanalah suatu data dapat dikumpulkan untuk menguji kebenarannya.
2. Pengumpulan data yang relevan, maksudnya adalah semua data yang kita gunakan unutuk menguji kebenaran sesuatu haruslah datanya cocok atau berhubungan dengan apa yang akan kita teliti atau uji kebenarannya, dan memerlukan pemikiran dan penyelidikan yang seksama.
3. Penertiban data , maksudnya, semua data yang telah dikumpulkan harus ditertibkan dengan mengelompokkan , membandingkan dan mengaturnya sesuai dengan urutan yang sesuai dengan kepentingan.
4. Penarikan deduksi dari Hipotesis atau kesimpulan, maksudnya adalah hipotesis menjadi dasar penarikan deduksi atau kesimpulan mengenai jenis susunan dan hubungan antara hal-hal atau benda-benda tertentu yang sedang diselidiki.
5. Verivikasi, maksudnya adalah, pengujian kebenaran dalam ilmu pengetahuan.
II. Metode Trial and Error
Metode ini digunakan dengan mengadakan percobaan-percobaan untuk memperoleh keberhasilan dalam suatu pengetahuan. Metode ini jarang digunakan secara populer oleh para ilmuwan dalam kegiatan penelitian. Tapi sebagian ilmuwan menggunakan metode ini untuk menguji kebenaran hipotesis dan untuk menguji ide-ide atau system pemikiran , sejauh mana tingkat koherensi dan konsistensinya baik secara factual maupun secara logika. Cara kerja metode ini sangat sederhana yaitu belajar sambil mengerjakan sesuatu yang dibebut dengan learning by doing.
III. Metode Eksperimental
Metode eksperimental adalah metode penelitian pengetahuan dengan menggunakan tehnik pengontrol keadaan.[11]
Agar pengamatan menjadi semakin teliti dan menjamin kebutuhan akan objectivitas, maka metode eksperimental sangat penting sekali. Cara kerja metode ini adalah:
“Pengamat mengontrol keadaan atau kondisi, mengganti suatu factor pada suatu waktu, dan membiarkan factor-faktor lain tetap tampa perubahan, agar dapat mencatat hasilnya, apakah ada perbedaan dalam hasil eksperimen, dan metode ini lebih banyak di pakai dalam sains”[12]
Contoh: Seorang peternak ingin untuk meningkatkan produksi hasil dagingnya, maka peternak tadi menganti factor makanan yang diperkirakan akan dapat dengan cepat untuk meningkatkan produksi dagingnya kepada sebagian binatangnya, sedangkan pada sebagian binatang lagi dibiarkan seperti biasanya, maka dalam jangka waktu tertentu peternak akan dapat melihat hasilnya, jika hasilnya baik, maka dia melanjutkan dan akan mengembangkan hasil eksperimennya, jika tidak berhasil, dia akan meninggalkan eksperimennya tersebut.
IV. Metode Statistik
Metode statistic adalah metode yang berupa hitung-hitungan berupa angka-angka secara generalisasi, yang membuahkan suatu informasi yang lebih tepat dan rinci. Metode ini akan memperkuat daya prediksi terhadap sesuatu dan dapat menjelaskan sebab akibat terjadinya sesuatu.
Contoh terjadinya suatu fenomena, seperti terjadinya gempa bumi, gempa bumi yang terjadi sekarang ini sudah bisa dideteksi dengan alat yang modern, jika gempa berkekuatan 8 atau lebih skla hekter, maka akan terjadi penyusutan air laut dan diprediksi akan terjadi sunam. Contoh lain adalah, penetian tentang tingkatpertumbuhan penduduk yang dilakukan secara statistik.
V. Metode sampling
Metode sampling adalah metode yang menggunakan sampel sebagai alat pengumpulan data untuk dianalisis dan untuk diklasifikasikan untuk kepentingan induksi.
Metode sampling ini penting untuk menentukan suatu contoh yang tepat sehingga dapat mewakili keseluruhan populasi yang akan di teliti, hal ini dapat dilakukan pada objek yang homogen atau sejenis.
Misalnya, kita ingin mengetahui tentang mutu pendidikan madrasah di Tanah Datar, kita tidak harus mengunjungi semua madrasah, tapi cukup diambil beberapa madrasah yang dianggap bisa untuk mewakili seluruh madrasah di Tanah Datar tersebut.
Itulah metode atau cara yang dilakukan oleh para ilmuwan untuk mendapatkan pengetahuan yang dapat diuji kebenarannya.
PENUTUP
Metodologi adalah ilmu tentang cara atau jalan untuk sampai kepada tujuan, sedangkan pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu, atau sesuatu yang benar. Jadi metodologi pengetahuan adalah ilmu yang mengkaji tentang cara atau langkah-langkah yang ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh memenuhi ciri-ciri ilmiah atau teruji kebenarannya.
Metodologi dapat dilakukan dengan tiga cara:
1. Secara empiris, yaitu metode yang cendrung menggunakan pola piker induktif, yaitu pikiran yang bergerak dari hal-hal yang khusus kepada hal-hal yang umum.
2. Secara logika, adalah kemampuan berfikir sesorang untuk memecahkan suatu masalah.
3. Filsafat ilmu pengetahuan, yaitu berfikir secara mendalam tentang sesuatu yang diketahui, misalnya pengetahuan tentang hakekat manusia
Dalam metodologi ilmu-ilmu umum, , pengetahuan dibagi atas tiga:
1. Pengetahuan indrawi (Knowledge)
2. Pengetahuan keilmuan (science)
3. Pengetahuan falsafi
Metodelogi atau metode yang digunakan oleh ilmuwan untuk memecahkan permasalahan yang ditemukan dalam memperoleh pengetahuan, adalah sebagai berikut:
1. Metode observasi
2. Metode trial and error
3. Metode eksperimental
4. Metode statistic
5. Metode sampling
DAFTAR BACAAN
Abuddin, Suwito,Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu umum, (Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada, 2005)
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada, 2004)
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodology Pendidikan Islam ,(Jakarta, Ciputat Pers, 2002)
Bachtiar Ihsan,Filsafat Pendidikan, (Batusangkar, IAIN, 1991)
Mulia, Hidding, Ensiclopedia Indonesia ,
Nunu Burhanuddin,Islam dan Paradigma keilmuan, (Jogyakarta, Interpana, 2009)
Saeful Anwar, Filsafat Ilmu Al-Ghazali ,(Bandung, Pustaka Setia, 2007)
[1]Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Methodology Pendidikan Islam, (Jakarta, Ciputat Pers, 2002), h. 87
[2]Ibid. h.87
[3]Abuddin, Suwito, dkk., Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum, (Jakarta, PT.Raja Grafindo persada, 2005), h.163
[4] Suparlan, Suhartono, Filsafat Ilmu Pengetahuan, (Jogjakarta, Ar-ruzz, 2005), h.96
[6]Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta, Gravindo, 2005), h. 85
[7] T.S.G.Mulia, K.A.H. Hidding, Ensiklopedia Indonesia, H.647
[8]Abuddin, suwito, dkk, opcit. h.169
[9] Suparlan, Suhartono, Opcit.h 98.
[10].Ibid,. h.100
[11]Ibid. h.96
[12]Ibid. h.98
0 Comment